Renungan Harian

 Renungan harian

Kamis, 13 Agustus 2020


"PUNCAK HERMON KE GUNUNG SION"


Mazmur 133 : 3

Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.


Kerukunan antar manusia adalah standar hidup yang baik. Dan dalam Alkitab, kerukunan antarumat Tuhan itu merupakan sesuatu yang baik, indah dan memiliki nilai 'istimewa' di mataNya;  sesuatu yang dapat mengerakkan hatiNya sehingga Dia akan memberikan apa yang kita perlukan.  "Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga."  (Matius 18:19).  Konsekuensi yang baik hadir ketika hidup rukun antar umat dibangun dengan baik. Konsekuensi baik itu jugalah yang dinyatakan oleh Mazmur 133, sebagaimana yang dinyatakan dalam nas ini. Gunung Hermon terdapat jauh di utara, di perbatasan Siria dan Libanon, sedangkan Sion adalah nama bukit tempat kota Yerusalem berdiri, jauh di selatan. Puncak gunung Hermon ditutupi salju sepanjang tahun, sementara daerah di sekitarnya sangat kering. Oleh karena itu embun dari gunung Hermon tidaklah mungkin mencapai bukit Sion yang dibatasi oleh lembah dan kering. Namun di sinilah rahasianya, yaitu semua dapat terjadi hanya karena Tuhan. Ketika kerukunan umat Allah tercipta, berbagai berkat akan dialirkan hingga ke tempat-tempat yang jauh dan mengalir dari tempat yang tidak terbatas. Demikianlah juga, kalau Tuhan sudah hadir didalam kehidupan seseorang, maka segala bentuk penghalang terciptanya damai dan rukun dengan orang lain akan mudah ditinggalkan. Sebaliknya setiap orang termotivasi untuk membuka diri untuk menerima dan rindu mengerti orang lain. Konkritnya, Hidup yang saling menghargai tercipta karena semua sama-sama menyadari diri sebagai mahluk Tuhan yang memiliki potensi-potensi khusus sekaligus memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus pula. Itulah sebabnya Paulus berkata, “bertolong-tolonglah kamu menanggung bebanmu!” (Galatia 6:2). Artinya, dalam sebuah komunitas selalu ada yang sanggup memberi pertolongan dan sebaliknya selalu ada pula orang yang membutuhkan pertolongan. Oleh sebab itu gaya hidup individual dan eksklusivisme harus disingkirkan supaya kebahagiaan akibat kerukunan tersebut dapat dinikmati bersama. Itulah makna kekristenan sejati seperti yang Tuhan Yesus firmankan “..... supaya mereka menjadi satu, sama seperti kita adalah satu” (Yohanes 17:22).

Amin.


📘Bacaan Pagi: Yesaya 45:20-25

📘Bacaan Malam: Wahyu 15:1-4

📘Nyanyian harian: BE No. 302:2-3

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama Pimpinan HKBP dan 32 Praeses Periode 2024-2028

Pdt Rikson Hutahaean MTh, SEKJEN HKBP 2024-2028

Pdt Dr Victor Tinambunan Terpilih Jadi Ephorus HKBP