MINGGU MISERICORDIAS DOMINI
⁶
KHOTBAH MINGGU MISERICORDIAS DOMINI
Minggu, 26 April 2020
TOPIK: KESETIAAN ALLAH (Roma 3 : 1 8)
Sikap yang setia kawan adalah hal yang biasa dijumpai dalam kehidupan sosial manusia. Sikap yang setia kawan adalah sikap dimana seseorang selalu mau bersama dan mendukung temannya, bahkan berani membela sang teman. Namun dalam kehidupan ini sering dijumpai kesetiakawanan yang buta, dalam arti dimana seseorang benar-benar mau mendukung bahkan selalu membenarkan temannya meskipun sikap sang teman adalah salah. Terkesan bahwa apapun yang dipilih atau dikerjakan sang teman maka itu adalah yang benar dan akan siap mendukungnya. Sebab jika tidak demikian maka dia akan dianggap tidak setia kawan. Jika dia menolak atau menentang apa yang dikatakan atau mengkritik sikap sang teman, maka dia akan dianggap tidak setia kawan. Akibat dari kesetiakawanan yang demikian, sering seseorang menjadi tidak lagi profesional dan objektif melihat sesuatu hal yang terjadi sehingga cenderung menjadi bagian yang merusak kehidupan sosial lainnya sebab dia tidak lagi mengkritisi apa yang dikerjakan atau dijalani sang teman. Konsep inilah yang dituntun dan dipertanyakan oleh orang-orang Yahudi.
Orang-orang Yahudi yang disebut sebagai umat pilihan Tuhan merasa bahwa mereka tidak lagi melihat kesetiaan Tuhan kepada mereka. Mereka meragukan kesetiaan Tuhan pada janji dan pemilihanNya atas orang-orang Yahudi secara jasmani. Hal ini timbul sebab ternyata dalam kepluralan, dimana semakin banyak dari luar Yahudi menjadi umat Tuhan pada masa itu menerima perlakuan yang sama dari Tuhan. Paulus dalam perikop sebelumnya jelas menerangkan bahwa Tuhan akan menghukum orang-orang yang berbuat dosa, sekalipun dia adalah orang Yahudi secara jasmani. Namun karena kesombongan rohani mereka, orang-orang Yahudi menganggap bahwa itu tidak benar. Mereka merasa bahwa sekalipun mereka berbuat dosa, Tuhan tidak akan menghukum mereka sebab merekalah keturunan yang menerima janji Tuhan dan yang bersunat. Disinilah kesetiaan Tuhan yang mereka lihat. Hal inilah yang ditentang oleh Paulus dalam nas ini.
Saudara/saudari yang dikasihi Tuhan,
Orang Yahudi memang adalah golongan yang pertama sekali yang menerima Firman dan janji Tuhan. Sunat jasmanilah yang menjadi tanda perjanjian itu didirikan antara Allah dengan mereka melalui leluhur mereka, yaitu Abraham (Kej. 17 : 1 13). Janji berkat dan keselamatan serta kebaikan Tuhan, itulah yang Tuhan janjikan atas kehidupan orang Yahudi sejak zaman leluhur mereka, Abraham. Inilah yang harus dilihat orang Yahudi sebagai kelebihan mereka dari golongan lainnya yang telah menjadi umat Tuhan. Namun Paulus mengajarkan kepada mereka, bahwa meskipun mereka memiliki kelebihan tersebut, jika mereka tidak setia kepada Tuhan maka mereka akan menerima hukuman dari Tuhan sama seperti yang akan Tuhan perbuat juga kepada umat lainnya yang tidak setia. Paulus mau mengajarkan kepada orang Yahudi bahwa di hadapan Tuhan semua orang keberadaannya sama. Paulus tidak ingin orang Yahudi membangun keeksklusifan terlebih terhadap pekerjaan Tuhan. Inilah hal pertama yang diajarkan Paulus kepada orang Yahudi.
Hal kedua yang menjadi pembelajaran bagi orang Yahudi adalah memang justru dengan hukuman atas kejahatan dan ketidakbenaran mereka memang akan menunjukkan kebenaran dan kemuliaan Tuhan, namun bukan berarti dengan memperbanyak kejahatan maka Tuhan akan semakin mulia dan kebenaraan Tuhan semakin nyata. Sehingga dengan demikian Tuhan meluputkan murkaNya dari orang-orang yang tidak benar. Justru orang-orang yang beranggapan demikianlah yang harus dihukum. Memang melalui orang yang tidak benar Tuhan akan menunjukkan kebenaranNya, namun bukan berarti Tuhan meluputkan orang yang demikian dari murkaNya. Orang yang demikianlah yang akan menerima murka Tuhan, sehingga dalam murkaNya itulah akan nyata kebenaran Allah yang sesungguhnya. Dan murkaNya menunjukkan bahwa Dia tidak ingin umatNya hidup dalam dosa, melainkan melalui murkaNya Tuhan menunjukkan bahwa Dia ingin umatNya tahu apa yang benar dan hidup di dalamNya. Disinilah Tuhan menunjukkan kesetiaanNya, bahwa dengan murkaNya Dia mengajar umatNya untuk tetap hidup benar sehingga umatNya tetap setia kepadaNya sampai kepada kehidupan yang kekal. Inilah pelajaran yang disampaikan oleh Paulus.
Saudara/saudari yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Dalam minggu ini, firman Tuhan mengajarkan kepada kita bahwa Allah kita adalah Allah yang setia. Kesetiaan Allah itu tidak pernah berubah meskipun manusia sering gagal hidup setia kepada Tuhan. Namun kita perlu belajar melihat bahwa kesetiaan Tuhan adalah kesetiaan yang benar dan dalam kebenaran yang sejati. Lalu bagaimana kesetiaan Tuhan yang benar itu? Kesetiaan Tuhan ditunjukkan melalui murkaNya atas ketidakbenaran. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan membenci kejahatan dan ketidakbenaran. MurkaNya menunjukkan bahwa Tuhan mengajarkan kita tentang kebenaran. Itu menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan itu tetap setia mau bersama kita. Namun saat Tuhan setia, justru kita juga harus setia kepada Tuhan. Inilah pembelajaran pertama bagi kita.
Pembelajaran kedua bagi kita adalah, di tengah-tengah kehidupan dunia ini dalam segala dinamika dan kondisi yang sedang terjadi, kita perlu menyadari bahwa kita adalah pribadi yang paling beruntung dibandingkan yang lain. Apa memangnya yang menjadi keberuntungan kita? Kita telah disapa oleh Tuhan melalui FirmanNya serta telah mengikat perjanjian dengan kita. Firman Tuhan adalah hal yang mengandung ajaran tentang kehendak dan pekerjaan Tuhan. Dengan menerima firmanNya, kita telah menjadi sahabatNya sebab bagi kita segala yang Tuhan inginkan dan kerjakan telah dinyatakan (bnd. Yoh. 15:15). Rencana dan pekerjaan Tuhan adalah rencana dan pekerjaan damai sejahtera bagi kita. Kita juga adalah orang yang telah terikat perjanjian keselamatan dengan Tuhan melalui Baptisan Kudus. Baptisan kudus menjadi jaminan bagi kita bahwa kita telah menjadi milik Tuhan. Menjadi milik Tuhan mengandung arti bahwa kita akan selalu berada dalam pemeliharaan Tuhan senantiasa dalam segala hal. Demikian juga dalam kondisi pada masa sekarang ini, kita akan tetap berada dalam perlindungan Tuhan. Dan hal itu adalah pasti, sebab Tuhan kita adalah setia. Amin.
Minggu, 26 April 2020
TOPIK: KESETIAAN ALLAH (Roma 3 : 1 8)
Sikap yang setia kawan adalah hal yang biasa dijumpai dalam kehidupan sosial manusia. Sikap yang setia kawan adalah sikap dimana seseorang selalu mau bersama dan mendukung temannya, bahkan berani membela sang teman. Namun dalam kehidupan ini sering dijumpai kesetiakawanan yang buta, dalam arti dimana seseorang benar-benar mau mendukung bahkan selalu membenarkan temannya meskipun sikap sang teman adalah salah. Terkesan bahwa apapun yang dipilih atau dikerjakan sang teman maka itu adalah yang benar dan akan siap mendukungnya. Sebab jika tidak demikian maka dia akan dianggap tidak setia kawan. Jika dia menolak atau menentang apa yang dikatakan atau mengkritik sikap sang teman, maka dia akan dianggap tidak setia kawan. Akibat dari kesetiakawanan yang demikian, sering seseorang menjadi tidak lagi profesional dan objektif melihat sesuatu hal yang terjadi sehingga cenderung menjadi bagian yang merusak kehidupan sosial lainnya sebab dia tidak lagi mengkritisi apa yang dikerjakan atau dijalani sang teman. Konsep inilah yang dituntun dan dipertanyakan oleh orang-orang Yahudi.
Orang-orang Yahudi yang disebut sebagai umat pilihan Tuhan merasa bahwa mereka tidak lagi melihat kesetiaan Tuhan kepada mereka. Mereka meragukan kesetiaan Tuhan pada janji dan pemilihanNya atas orang-orang Yahudi secara jasmani. Hal ini timbul sebab ternyata dalam kepluralan, dimana semakin banyak dari luar Yahudi menjadi umat Tuhan pada masa itu menerima perlakuan yang sama dari Tuhan. Paulus dalam perikop sebelumnya jelas menerangkan bahwa Tuhan akan menghukum orang-orang yang berbuat dosa, sekalipun dia adalah orang Yahudi secara jasmani. Namun karena kesombongan rohani mereka, orang-orang Yahudi menganggap bahwa itu tidak benar. Mereka merasa bahwa sekalipun mereka berbuat dosa, Tuhan tidak akan menghukum mereka sebab merekalah keturunan yang menerima janji Tuhan dan yang bersunat. Disinilah kesetiaan Tuhan yang mereka lihat. Hal inilah yang ditentang oleh Paulus dalam nas ini.
Saudara/saudari yang dikasihi Tuhan,
Orang Yahudi memang adalah golongan yang pertama sekali yang menerima Firman dan janji Tuhan. Sunat jasmanilah yang menjadi tanda perjanjian itu didirikan antara Allah dengan mereka melalui leluhur mereka, yaitu Abraham (Kej. 17 : 1 13). Janji berkat dan keselamatan serta kebaikan Tuhan, itulah yang Tuhan janjikan atas kehidupan orang Yahudi sejak zaman leluhur mereka, Abraham. Inilah yang harus dilihat orang Yahudi sebagai kelebihan mereka dari golongan lainnya yang telah menjadi umat Tuhan. Namun Paulus mengajarkan kepada mereka, bahwa meskipun mereka memiliki kelebihan tersebut, jika mereka tidak setia kepada Tuhan maka mereka akan menerima hukuman dari Tuhan sama seperti yang akan Tuhan perbuat juga kepada umat lainnya yang tidak setia. Paulus mau mengajarkan kepada orang Yahudi bahwa di hadapan Tuhan semua orang keberadaannya sama. Paulus tidak ingin orang Yahudi membangun keeksklusifan terlebih terhadap pekerjaan Tuhan. Inilah hal pertama yang diajarkan Paulus kepada orang Yahudi.
Hal kedua yang menjadi pembelajaran bagi orang Yahudi adalah memang justru dengan hukuman atas kejahatan dan ketidakbenaran mereka memang akan menunjukkan kebenaran dan kemuliaan Tuhan, namun bukan berarti dengan memperbanyak kejahatan maka Tuhan akan semakin mulia dan kebenaraan Tuhan semakin nyata. Sehingga dengan demikian Tuhan meluputkan murkaNya dari orang-orang yang tidak benar. Justru orang-orang yang beranggapan demikianlah yang harus dihukum. Memang melalui orang yang tidak benar Tuhan akan menunjukkan kebenaranNya, namun bukan berarti Tuhan meluputkan orang yang demikian dari murkaNya. Orang yang demikianlah yang akan menerima murka Tuhan, sehingga dalam murkaNya itulah akan nyata kebenaran Allah yang sesungguhnya. Dan murkaNya menunjukkan bahwa Dia tidak ingin umatNya hidup dalam dosa, melainkan melalui murkaNya Tuhan menunjukkan bahwa Dia ingin umatNya tahu apa yang benar dan hidup di dalamNya. Disinilah Tuhan menunjukkan kesetiaanNya, bahwa dengan murkaNya Dia mengajar umatNya untuk tetap hidup benar sehingga umatNya tetap setia kepadaNya sampai kepada kehidupan yang kekal. Inilah pelajaran yang disampaikan oleh Paulus.
Saudara/saudari yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Dalam minggu ini, firman Tuhan mengajarkan kepada kita bahwa Allah kita adalah Allah yang setia. Kesetiaan Allah itu tidak pernah berubah meskipun manusia sering gagal hidup setia kepada Tuhan. Namun kita perlu belajar melihat bahwa kesetiaan Tuhan adalah kesetiaan yang benar dan dalam kebenaran yang sejati. Lalu bagaimana kesetiaan Tuhan yang benar itu? Kesetiaan Tuhan ditunjukkan melalui murkaNya atas ketidakbenaran. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan membenci kejahatan dan ketidakbenaran. MurkaNya menunjukkan bahwa Tuhan mengajarkan kita tentang kebenaran. Itu menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan itu tetap setia mau bersama kita. Namun saat Tuhan setia, justru kita juga harus setia kepada Tuhan. Inilah pembelajaran pertama bagi kita.
Pembelajaran kedua bagi kita adalah, di tengah-tengah kehidupan dunia ini dalam segala dinamika dan kondisi yang sedang terjadi, kita perlu menyadari bahwa kita adalah pribadi yang paling beruntung dibandingkan yang lain. Apa memangnya yang menjadi keberuntungan kita? Kita telah disapa oleh Tuhan melalui FirmanNya serta telah mengikat perjanjian dengan kita. Firman Tuhan adalah hal yang mengandung ajaran tentang kehendak dan pekerjaan Tuhan. Dengan menerima firmanNya, kita telah menjadi sahabatNya sebab bagi kita segala yang Tuhan inginkan dan kerjakan telah dinyatakan (bnd. Yoh. 15:15). Rencana dan pekerjaan Tuhan adalah rencana dan pekerjaan damai sejahtera bagi kita. Kita juga adalah orang yang telah terikat perjanjian keselamatan dengan Tuhan melalui Baptisan Kudus. Baptisan kudus menjadi jaminan bagi kita bahwa kita telah menjadi milik Tuhan. Menjadi milik Tuhan mengandung arti bahwa kita akan selalu berada dalam pemeliharaan Tuhan senantiasa dalam segala hal. Demikian juga dalam kondisi pada masa sekarang ini, kita akan tetap berada dalam perlindungan Tuhan. Dan hal itu adalah pasti, sebab Tuhan kita adalah setia. Amin.
Komentar
Posting Komentar