Renungan Harian
⁶
📘
"KEBEBASAN UNTUK MENJADI HAMBA TUHAN"
Mazmur 116 : 16
Ya TUHAN, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari hamba-Mu perempuan! Engkau telah membuka ikatan-ikatanku!
Hamba adalah status sosial yang rendah pada masa perjanjian lama. Seorang hamba adalah orang yang menjadi pelayan bagi tuannya dimana kehidupannya telah menjadi milik tuannya tersebut. Seorang hamba hanya hidup menurut kehendak tuannya semata. Dia tidak berhak lagi atas hidupnya selama dia menjadi hamba. Oleh karena itu, sesungguhnya tidak ada orang yang mau menjadi hamba bagi orang lain. Namun, dalam nas ini pemazmur justru dengan bangga mengatakan bahwa dia adalah hamba bagi TUHAN. Kebanggaan dan pengakuan ini lahir karena dia telah mengalami pertolongan dari TUHAN. Kebaikan TUHAN dalam hidupnya mendorongnya untuk menghambakan dirinya kepada TUHAN. Menghambakan diri kepada TUHAN adalah wujud dari syukurnya atas pembebasan yang TUHAN berikan baginya. Ungkapan pemazmur ini menjadi perenungan bagi kita setiap orang percaya. Kita adalah orang-orang yang telah dibebaskan dari belenggu maut karena dosa. Bagaimanakah kita merespon perbuatan TUHAN inì? Akankah kita juga berani menyatakan bahwa kita adalah hambaNya? Sebab jika kita hambaNya, sudah seharusnya hidup kita selalu mengikuti kehendakNya dan kita menggantungkan hidup kita kepadaNya.
📘Bacaan Pagi: Yesaya 26:1-4
📘Bacaan Malam: Lukas 14:12-14
📘Nyanyian harian: BE 228:2
"KEBEBASAN UNTUK MENJADI HAMBA TUHAN"
Mazmur 116 : 16
Ya TUHAN, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari hamba-Mu perempuan! Engkau telah membuka ikatan-ikatanku!
Hamba adalah status sosial yang rendah pada masa perjanjian lama. Seorang hamba adalah orang yang menjadi pelayan bagi tuannya dimana kehidupannya telah menjadi milik tuannya tersebut. Seorang hamba hanya hidup menurut kehendak tuannya semata. Dia tidak berhak lagi atas hidupnya selama dia menjadi hamba. Oleh karena itu, sesungguhnya tidak ada orang yang mau menjadi hamba bagi orang lain. Namun, dalam nas ini pemazmur justru dengan bangga mengatakan bahwa dia adalah hamba bagi TUHAN. Kebanggaan dan pengakuan ini lahir karena dia telah mengalami pertolongan dari TUHAN. Kebaikan TUHAN dalam hidupnya mendorongnya untuk menghambakan dirinya kepada TUHAN. Menghambakan diri kepada TUHAN adalah wujud dari syukurnya atas pembebasan yang TUHAN berikan baginya. Ungkapan pemazmur ini menjadi perenungan bagi kita setiap orang percaya. Kita adalah orang-orang yang telah dibebaskan dari belenggu maut karena dosa. Bagaimanakah kita merespon perbuatan TUHAN inì? Akankah kita juga berani menyatakan bahwa kita adalah hambaNya? Sebab jika kita hambaNya, sudah seharusnya hidup kita selalu mengikuti kehendakNya dan kita menggantungkan hidup kita kepadaNya.
📘Bacaan Pagi: Yesaya 26:1-4
📘Bacaan Malam: Lukas 14:12-14
📘Nyanyian harian: BE 228:2
Komentar
Posting Komentar